SiDU Campus Talk Jakarta

Setelah menyambangi Yogyakarta dan Bandung, SiDU Campus Talk hadir di Jakarta pada akhir Maret sampai awal April. Kampus-kampus yang menjadi tuan rumah adalah Universitas Gunadarma, Binus University, Universitas Trisakti, Universitas Multimedia Nusantara, dan Universitas Prasetiya Mulya.

Keseruan SiDU Campus Talk di Jakarta terasa betul dengan kehadiran Co-Founder Eatlah Michael Chrisyanto sebagai pembicara. Michael berbagi cerita tentang pengalamannya membangun Eatlah dan beberapa bisnis lain seperti di bidang desain dan sepatu. Ia juga memberikan beberapa tips bagi anak muda yang tertarik mengembangkan bisnis sendiri.

 

Mulai dari awal

Banyak dari kita menganggap, bekerja adalah proses yang kita jalani setelah lulus kuliah. Itu tidak salah. Namun, tidak juga kita mesti terjebak pada pola seperti itu. Kini banyak mahasiswa yang bekerja sambil kuliah, bahkan mulai membangun bisnis sendiri.

Ada banyak keuntungan memulai bisnis sejak masih kuliah. Akses informasi ke sumber-sumber yang tepercaya seperti buku-buku di perpustakaan bisa memperkaya wawasan kita akan bisnis yang akan kita geluti. Teman-teman kuliah bisa menjadi rantai pertama untuk membangun pasar atau jaringan. Selain itu, Anda juga memiliki kesempatan besar untuk belajar mengelola waktu dan uang sehingga lebih berpengalaman ke depannya.

Kita bisa dengan mudah menemukan contoh orang-orang yang mengawali perjalanan bisnisnya sejak masih duduk di bangku kuliah. Salah satunya, Co-Founder Eatlah Michael Chrisyanto. Ia mulai dari sesuatu yang sederhana: membuat gambar untuk kaos teman-teman kuliahnya. Hal ini menginspirasinya untuk bersama rekan-rekannya menggagas Monstore, merek ritel untuk barang-barang fashion.

Berbekal pengalaman berbisnis yang dimilikinya ketika kuliah, ia terus mengembangkan usahanya. Michael mendirikan biro konsultasi desain SOSJ dan menjadi Co-Fonder untuk bisnis kuliner Eatlah. Idenya untuk Eatlah bermula dari pemikiran simpel, mengapa tidak ada fast food ala Indonesia? Dari situ, pengembangan produknya bermula dan kini telah dipasarkan di 23 restoran Eatlah.

Dalam acara SiDU Campus Talk, Michael memberikan materi yang padat, dari merancang bisnis, kiat memulai bisnis, proses yang dihadapi ketika sudah menjalankan bisnis, sampai tren pasar. Michael juga selalu mengatakan, bisnis yang baik adalah yang berkelanjutan atau mampu bertahan sampai bertahun-tahun dan memberikan keuntungan pula bagi orang-orang sekitar.

 

Pembagian waktu

Michael meyakini, kunci dari keberhasilan kita adalah pada pembagian waktu. Kita mesti menentukan skala prioritas, dan menginvestasikan waktu pada hal-hal yang kita utamakan.

“Kunci kewirausahaan adalah kehati-hatian dalam membagi waktu Kita punya 24 jam satu hari. Katakanlah untuk tidur kita butuh 6 jam, masih ada sisa 18 jam untuk belajar, bekerja, dan bermain. Saya bagi-bagi waktu saya. Tidur 6 jam, 4 jam bermain, dan 14 jam bekerja. Kalau kalian masih kuliah, mungkin kalian bisa punya 3–4 jam sehari untuk memikirkan bisnis. Ini cukup untuk merancang dan memikirkan bisnis,” kata Michael.

Michael juga berbagi tentang kiat memulai. Pertama, soal konsep. Konsep produk dan cara berbisnis harus sederhana dan konsisten. Michael menekankan untuk membangun bisnis yang berkelanjutan, akan bertahan sampai belasan bahkan puluhan tahun ke depan. Kedua, soal tim. Tim idealnya terdiri atas orang-orang dengan keahlian berbeda sehingga bisa saling mengisi.

Terkait branding, Michael mengatakan siapa pun yang memulai bisnis harus berinvestasi serius pada branding. Ini akan sangat berperan pada pemasaran. Selanjutnya, soal pemasaran, asyiknya berbisnis di zaman ini adalah pemasaran bisa minim biaya atau bahkan gratis. Media sosial menjadi alat yang efektif untuk memasarkan produk.

Antusiasme para mahasiswa dalam mengikuti jalannya acara tampak antara lain dari kemauan mereka untuk menggali lebih jauh pengalaman Michael dengan banyak bertanya. Vincentius Pangestu, mahasiswa Prasetiya Mulya, mengatakan bahwa Michael bisa menghidupkan suasana dalam acara Campus Talk.

“Saya jadi lebih termotivasi dalam menjalankan bisnis desain yang telah saya rintis bersama teman-teman,” ujar Vincentius.

Michael sendiri mengatakan, menjadi pembicara di acara SiDU Campus Talk memberinya pengalaman berharga. Ia berharap dirinya dan para peserta bisa saling belajar.

Kini, rangkaian SiDU Campus Talk sudah usai. Selanjutnya, 50 tim terpilih dari Kompetisi Ide Bisnis akan mengikuti Entrepreneurs Workshop di Jakarta pada 25–26 April. Nantikan cerita seru berikutnya!

 

 

 

Leave A Comment

You must be logged in to post a comment.